PEMUDA DAN YOGYAKARTA: SINERGITAS
INTERAKTIF MITIGASI BENCANA ALAM MELALUI PENGUATAN KAPASITAS PEMUDA DALAM
MENINGKATKAN EKSITENSI KEARIFAN LOKAL DI BUMI YOGYAKARTA
AL
FAUZI RAHMAT
Mahasiswa Jurusan Ilmu
Pemerintahan, Program Studi International Program of Government Affairs and
Administration, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dearah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi
yang memiliki tingkat kerentanan bencana alam yang tinggi, sebagai salah satu
provinsi yang masuk dalam kawasan Ring of
Fire ini sering terjadi berbagai bencana alam setiap tahun akibat dari
faktor geologi. Sehingga jumlah bencana alam yang terjadi di Yogayakarta kurun
waktu 10 tahun terakhir sangat banyak, seperti gempa bumi, tanah longsor, angin
puting, banjir, letusan gunung merapi dan lain-lain. Hal tersebut perlu adanya
peran pemerntah dan masyarakat (pemuda) dalam menanggulangi dan mengurangi dampak
dari bencana alam melalui kearifan lokal dari masyarakat Yogyakarta secara
turun-temurun.
Kearifan lokal di Yogyakarta tidak diragukan lagi
akan keberagaman yang dimiliknya. Berbagai kearifan lokal dalam mitigasi
bencana sangatlah beragam, seperti adanya acara tiap tahun yang diselenggarakan
di bawah kaki gunung merepi yang dilaksanakan oleh masyarakat sekitarnya,
pelaksanaan tersebut berupa penyajian seserahan yang diberikan kepada alam
untuk mengharapkan kehidupan yang aman dan damai. Selain itu, adanya upacara
labuhan penyerahan sesajen dari masyarakat untuk alam di pantai parangtritis.
Berbagai kegiatan diatas hampir setiap tahun diadakan, sehingga peran dari
semua pihak sangat dibutuhkan dalam kelestarian dari kearifan lokal tersebut
terutama pemuda.
Dalam memperkuat potensi kearifan lokal yang dimiliki
berbagai kawasan yang tersebar di Yogyakarta tersbut adalah melalui kapasitas
pemuda yang mampu menciptakan aksi nyata dalam berbagai upaya untuk membangun
dan meningkatkan kearifan lokal yang dimiliki oleh Yogyakarta. Kapasitas pemuda
di Yogyakarta telah banyak menjamur di berbagai perguruan tinggi negeri maupun
swasta ataupun sekolah lainnya, banyaknya pemuda baik yang berasal dari luar
kota maupun yang berdomisi di Yogyakarta dengan tujuan mencari ilmu dan
mendalami ilmu pengetahuan. Maka sudah seharusnya pemuda tersebut berkontribusi
bagi bumi Yogyakarta.
Kontribusi para pemuda di Yogyakarta dapat kita
lihat dari banyaknya organisasi kepemudaan dan lembaga yang menaungi peran
pemuda dalam melakukan berbagai aksi nyata demi terciptanya bumi Yogyakarta
yang aman dan damai. Sebagai contoh aksi nyata pemuda adalah peran aktifnya dalam
menjaga dan melindungi berbagai keberagaman dari kearifan lokal yang dimiliki
oleh Yogyakarta, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan eksitensi bumi
Yogyakarta dimata masyarakat luar, peran pemuda yaitu dapat mendorong dan
membangkitkan kesadaran masyarakat lain terhadap potensi yang dimiliki serta
upaya dalam meningkatkan keartifan lokal tersebut.
Bedasarkan pemamparan diatas, maka penulis mengambil
judul: Pemuda Dan Yogyakarta: Sinergitas
Interaktif Mitigasi Bencana Alam Melalui Kapasitas Pemuda Dalam Meningkatkan
Kearifan Lokal Di Bumi Yogyakarta
Menurut (Mulyana, 2011). Pemuda adalah
indivindu yang memilki karakter dinamis, artinya bisa memilki karakter yang
bergejolak, optimis, dan belum mampu mengendalikan emosi yang stabil. Sehingga
fase ini sangatlah rentan terhadap karakter yang dialami. Hal tersbeut karena karakter
dari seorang pemuda dapat berubah sesuai dengan lingkungan sekitar. Sehingga
peran pemuda menjadi bagian penting dalam meningkatkan kearifan lokal yang
berada di Yogyakarta.
Bedasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa kearifan lokal
adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara
lain melindungi dan mengelolah lingkungan hidup secara lestari. Sehingga kearifan
lokal menjadi bagian penting dalam melestarikan suatu nilai-nilai yang
diterapkan dan diwujudkan secara bijaksana dan dapat dipercaya oleh masyarakat
setempat. Oleh karena itu, melalui peran penguatan kapasitas pemuda diharapkan
mampu meningkatkan dan mengendalikan suatu pelaksanaan kearifan lokal yang
berada di bumi Yogyakarya.
Keterlibatan seorang pemuda dalam mitigasi bencana
alam dapat dilihat dari eksitensi kearifan lokal yang dimiliki oleh suatu
wilayah. Di Bumi Yogyakarta contohnya telah begitu banyak peran pemuda yang
telah berhasil dalam menjaga dan meningkatkan kearifan lokal tersebut, salah
satu contohnya adalah banyaknya akun media sosial yang telah banyak mengekspor
berbagai kearifan lokal yang dimiliki oleh bumi Yogyakarta. Sehingga para
wisatawan luar dapat mengetahui dan mengunjungi Yogyakarta untuk menikmati
kearifan lokal bumi Yogyakarta. Selain itu, banyaknya penyebaran akun media
sosial yang melakukan penyebaran informasi dari para pemuda dalam perannya
sebagai upaya meningkatkan kearifan lokal dalam mitigasi suatu bencana alam di
Yogyakarta.
Gambar:
Interaktif Sinergitas Pemuda dan Yogyakarta terhadap Kearifan Lokal
Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kearifan
lokal inilah yang kemudian dijadikan berbagai kegiatan-kegiatan yang mampu
menghadirkan seluruh kalangan masyarakat khususnya pemuda untuk dapat menjaga
dan melestarikan budaya yang dimiliki. Sehingga antara pemuda dan kearifan
lokal di Yogyakarta tidak bisa terpisah karena antara keduanya saling menjaga
dan melestarikan kearifan lokal melalui kekuatan yang berada ditubuh seorang
pemuda.
Sinergi pemuda dan Yogyakarta dalam mitigasi bencana
alam sangat penting untuk memperkuat karakter melalui kapasitas pemuda dengan
meningkatkan eksitensi kearifan lokal di bumi Yogyakarta. Melalui upaya yang
dilakukan di beberapa organisasi/ komunitas bertujuan untuk menanamkan cinta terhadap
bumi Yogyakarta dan terciptanya berbagai aksi nyata demi bumi Yogyakarta yang
aman dan damai. Peran aktifnya dalam menjaga dan melindungi berbagai
keberagaman dari kearifan lokal yang dimiliki oleh Yogyakarta, sehingga hal tersebut
dapat meningkatkan eksitensi bumi Yogyakarta dimata masyarakat luar.
REFERENCES
Mulyana, D. (2011). Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.