Monday, December 25, 2017

New Experiences in Thailand: Learning the Social and Culture in Farm House at Bann Suan Suk Jai, Lamphuun Province

On Dec 21-24th, 2017. The IGOV student who studying in Maejo University (MJU) gets a very good experiences and important for exchange student who want to know about social and culture in Thailand, this agenda held by School of Administrative Studies, MJU for 4 days 3 nights in one of the village of lamphuun province. this activity followed by 7 student (Al Fauzi Rahmat, Indriani Mahbubah, Lola Tri Anjani, Ghea Obisva, Novita Wulandari, Tri Siska Putri Anjeli and Yovita Mandasari). The aims of this agenda are to know the student about the social and culture in the farm house (this name of as live). In farm house the student have foster parent called “Mamy and Dady”.




In the schedule, the student has many agenda for 4 day 3 nights to carry out. The first day of the activity started at 14.30-16.30 the student taught about the plan watering, egg collection, farm wandering, then at 18.30 -19.00 student for welcome diner (organic local recipe) with Mamy and Dady and the 20.30 is private time each student. The second day, at 07.30-08.30 after breakfast the student learn to make Thai food and dessert cooking workshop and taught to make the red flower petals previously plucked, some of dishes will serve the student to lunch at 12.30-13.30, for the night at 18.30 - 20.00 we were invited city tour to surround the several area in lamphuun province and visit the night market.





The third day we were taught egg collection and watered the plants around in the farm house, then at 09.30 we were invited to visit wat prathai hariphunchai and the other traditional market before returning to farm house, at the afternoon, the student was break and continued tomorrow. In the morning we were taught egg collection and cook again, the results of it to obtained then arrived at 16.30.17.3 we have an agenda by making traditional Thai food taught by Ajarn Teng who come the student activities at the farm house. For the last day we were taught to cook typical Thai food and drinks from jasmine flower skin as red tea, at 09.30 the next schedule we were taught how to gardening and watering and picking various leaves to serve as a side dish for dinner, the next day we returned in dormitory to prepare everything in support of learning then.




Important:  in the farm house the student use the gesture of speech with Dady and Mamy, because cannot speak English, you can IMAGINE LOL. So excited and difficult in making a sentence by demonstrating with some nearby object.

Wednesday, November 15, 2017

The only experience in my life: success to student exchange program

Today I will continue to share information about my delay the student  exchange, because this program before I accepted in the waiting list to study in KKU, Thailand. But now that’s only my dreams to study that campus because I has been the plan to choses another campus again. Maybe you can read and check this link before you continue to read this write.
Okay I will continue, this my second experiences to submit my document in exchange program. I has been prepare the document such as the Curriculum vitae, Motivation Letter, GPA, TOEFL Score, the Medical Check Up, Recommendation Letter and other document. This document I submit in the IRO (International Relation Office) in my campus yeah.  So after that, I waiting the information of the IRO, maybe the time of 1 week. Yeah I accepted in name of the list in the next step selection that’s the interview. Oh this step is challenges in this selection. So, if you know my expression LOL. So many question that giving to me to the answers and I confuses after that interview and I not believe my speaking in interviewer is that great. After I waiting 4 days. Yeah I accepted in the list of the student go to abroad to student exchange program on the one semester.  I don’t believe that why I accepted in the list (maybe I success yeah) and now I prepare the Student Visa Thai and another document full to submit again and the scan if the document lost. Maybe in December 2017 I has been study in MJU. Why MJU? Why I not choses like before the KKU? Yeah I have the reason choses that (reason should be write in my Motivation Letter). .
Okay I will continue write this later bye bye…..  
*) this only my little experiences of my life

Contact me:
Instagram: alfauzirahmat
Facebook: Al Fauzi Rahmat
Twitter @Al_fauzirahmat

Tuesday, November 7, 2017

PEMUDA DAN YOGYAKARTA: SINERGITAS INTERAKTIF MITIGASI BENCANA ALAM MELALUI PENGUATAN KAPASITAS PEMUDA DALAM MENINGKATKAN EKSITENSI KEARIFAN LOKAL DI BUMI YOGYAKARTA



PEMUDA DAN YOGYAKARTA: SINERGITAS INTERAKTIF MITIGASI BENCANA ALAM MELALUI PENGUATAN KAPASITAS PEMUDA DALAM MENINGKATKAN EKSITENSI KEARIFAN LOKAL DI BUMI YOGYAKARTA

AL FAUZI RAHMAT

Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, Program Studi International Program of Government Affairs and Administration, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dearah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang memiliki tingkat kerentanan bencana alam yang tinggi, sebagai salah satu provinsi yang masuk dalam kawasan Ring of Fire ini sering terjadi berbagai bencana alam setiap tahun akibat dari faktor geologi. Sehingga jumlah bencana alam yang terjadi di Yogayakarta kurun waktu 10 tahun terakhir sangat banyak, seperti gempa bumi, tanah longsor, angin puting, banjir, letusan gunung merapi dan lain-lain. Hal tersebut perlu adanya peran pemerntah dan masyarakat (pemuda) dalam menanggulangi dan mengurangi dampak dari bencana alam melalui kearifan lokal dari masyarakat Yogyakarta secara turun-temurun.
Kearifan lokal di Yogyakarta tidak diragukan lagi akan keberagaman yang dimiliknya. Berbagai kearifan lokal dalam mitigasi bencana sangatlah beragam, seperti adanya acara tiap tahun yang diselenggarakan di bawah kaki gunung merepi yang dilaksanakan oleh masyarakat sekitarnya, pelaksanaan tersebut berupa penyajian seserahan yang diberikan kepada alam untuk mengharapkan kehidupan yang aman dan damai. Selain itu, adanya upacara labuhan penyerahan sesajen dari masyarakat untuk alam di pantai parangtritis. Berbagai kegiatan diatas hampir setiap tahun diadakan, sehingga peran dari semua pihak sangat dibutuhkan dalam kelestarian dari kearifan lokal tersebut terutama pemuda.
Dalam memperkuat potensi kearifan lokal yang dimiliki berbagai kawasan yang tersebar di Yogyakarta tersbut adalah melalui kapasitas pemuda yang mampu menciptakan aksi nyata dalam berbagai upaya untuk membangun dan meningkatkan kearifan lokal yang dimiliki oleh Yogyakarta. Kapasitas pemuda di Yogyakarta telah banyak menjamur di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta ataupun sekolah lainnya, banyaknya pemuda baik yang berasal dari luar kota maupun yang berdomisi di Yogyakarta dengan tujuan mencari ilmu dan mendalami ilmu pengetahuan. Maka sudah seharusnya pemuda tersebut berkontribusi bagi bumi Yogyakarta.
Kontribusi para pemuda di Yogyakarta dapat kita lihat dari banyaknya organisasi kepemudaan dan lembaga yang menaungi peran pemuda dalam melakukan berbagai aksi nyata demi terciptanya bumi Yogyakarta yang aman dan damai. Sebagai contoh aksi nyata pemuda adalah peran aktifnya dalam menjaga dan melindungi berbagai keberagaman dari kearifan lokal yang dimiliki oleh Yogyakarta, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan eksitensi bumi Yogyakarta dimata masyarakat luar, peran pemuda yaitu dapat mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakat lain terhadap potensi yang dimiliki serta upaya dalam meningkatkan keartifan lokal tersebut.
Bedasarkan pemamparan diatas, maka penulis mengambil judul: Pemuda Dan Yogyakarta: Sinergitas Interaktif Mitigasi Bencana Alam Melalui Kapasitas Pemuda Dalam Meningkatkan Kearifan Lokal Di Bumi Yogyakarta
Menurut (Mulyana, 2011). Pemuda adalah indivindu yang memilki karakter dinamis, artinya bisa memilki karakter yang bergejolak, optimis, dan belum mampu mengendalikan emosi yang stabil. Sehingga fase ini sangatlah rentan terhadap karakter yang dialami. Hal tersbeut karena karakter dari seorang pemuda dapat berubah sesuai dengan lingkungan sekitar. Sehingga peran pemuda menjadi bagian penting dalam meningkatkan kearifan lokal yang berada di Yogyakarta.
Bedasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain melindungi dan mengelolah lingkungan hidup secara lestari. Sehingga kearifan lokal menjadi bagian penting dalam melestarikan suatu nilai-nilai yang diterapkan dan diwujudkan secara bijaksana dan dapat dipercaya oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, melalui peran penguatan kapasitas pemuda diharapkan mampu meningkatkan dan mengendalikan suatu pelaksanaan kearifan lokal yang berada di bumi Yogyakarya.
Keterlibatan seorang pemuda dalam mitigasi bencana alam dapat dilihat dari eksitensi kearifan lokal yang dimiliki oleh suatu wilayah. Di Bumi Yogyakarta contohnya telah begitu banyak peran pemuda yang telah berhasil dalam menjaga dan meningkatkan kearifan lokal tersebut, salah satu contohnya adalah banyaknya akun media sosial yang telah banyak mengekspor berbagai kearifan lokal yang dimiliki oleh bumi Yogyakarta. Sehingga para wisatawan luar dapat mengetahui dan mengunjungi Yogyakarta untuk menikmati kearifan lokal bumi Yogyakarta. Selain itu, banyaknya penyebaran akun media sosial yang melakukan penyebaran informasi dari para pemuda dalam perannya sebagai upaya meningkatkan kearifan lokal dalam mitigasi suatu bencana alam di Yogyakarta.



 Gambar: Interaktif Sinergitas Pemuda dan Yogyakarta terhadap Kearifan Lokal

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kearifan lokal inilah yang kemudian dijadikan berbagai kegiatan-kegiatan yang mampu menghadirkan seluruh kalangan masyarakat khususnya pemuda untuk dapat menjaga dan melestarikan budaya yang dimiliki. Sehingga antara pemuda dan kearifan lokal di Yogyakarta tidak bisa terpisah karena antara keduanya saling menjaga dan melestarikan kearifan lokal melalui kekuatan yang berada ditubuh seorang pemuda.

Sinergi pemuda dan Yogyakarta dalam mitigasi bencana alam sangat penting untuk memperkuat karakter melalui kapasitas pemuda dengan meningkatkan eksitensi kearifan lokal di bumi Yogyakarta. Melalui upaya yang dilakukan di beberapa organisasi/ komunitas bertujuan untuk menanamkan cinta terhadap bumi Yogyakarta dan terciptanya berbagai aksi nyata demi bumi Yogyakarta yang aman dan damai. Peran aktifnya dalam menjaga dan melindungi berbagai keberagaman dari kearifan lokal yang dimiliki oleh Yogyakarta, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan eksitensi bumi Yogyakarta dimata masyarakat luar.


REFERENCES

Mulyana, D. (2011). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


 

Wednesday, August 30, 2017

Coretan Fauzi: don't forget the negative Impact of this program


Sebagai bagian dari masyarakat Kabupaten Dompu Saya turut bangga atas kesuksesan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakatnya melalui komoditas jagung dari program pijar.

Kesuksesan tersebut diraih atas kerjasama antar pemerintah bersama masyarakat dalam menggalakkan program pijar pada periode Bupati H. Bambang M. Yasin.


Untuk menikmati hasil tani jagung tersebut Pemerintah Kabupaten Dompu telah memberikan izin pendirian kawasan tekasire sebagai Sentral penjualan jagung di Kabupaten Dompu,  kawasan ini sudah lama didirikan namun pada masa Bupati Bambang dapat kita lihat betapa menjamurnya pedagang jagung di sepanjang lintasan tekasire tersebut.

Namun, saya memiliki cacatan bagi pemerintah Kabupaten Dompu terkait hal tersebut :
1. Permasalahan sampah, pembahasan tentang sampah sebenarnya sudah menjadi hal yang krusial sejak dahulu karena kesadaran masyarakat yang masih minim mengakibatkan terjadinya kawasan tersebut menjadi kotor dari penyebaran sampah. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten harus memberikan peringatan dini sampai sanksi denda terhadap permasalahan tersebut dan menyediakan tong sampah di sepanjang pedagang jagung di kawasan tekasire serta memberikan edukasi pada pedagang dan pengunjung kawasan tersebut.

2. Menurut saya dengan adanya program pijar ini, sebenarnya berdampak pada kerusakan alam di beberapa tempat di Kabupaten Dompu dari akibat penebangan pohon yang dijadikan sebagai lahan tanam jagung. Hal tersebut harus menjadi catatan untuk pemerintah Kabupaten Dompu dalam mengupayakan pemberian peringatan bagi masyarakat untuk tidak menebang pohon sembarangan serta membakar hutan dan lereng gunung.

Kalau yang saya lihat berapa gunung di Kabupaten Dompu sudah tandus dan kering akibat kurang dilakukannya reboisasi kembali.


Foto diatas saat kami mengunjungi kawasan tersebut dan mencicipi hasil jagung asli dari Bumi Nggahi Rawi Pahu.

Tuesday, August 15, 2017

SEPERTI SEDIA KALA ( by: Al Fauzi Rahmat)

Seperti sedia kala,
Seperti yang pernah saya berikan untuk lingkunganku,
Seperti sedia kala,
Seperti yang pernah saya berikan untuk sekolahku
Walaupun kecil tapi bernakna dalam hidup ini.

Seperti sedia kala,
Seperti yang pernah saya berikan untuk daerahku,
Seperti sedia kala,
Seperti yang pernah saya berikan untuk provinsiku
Sungguh kukenang dalam hidup ini.

Seperti sedia kala,
Seperti yang pernah saya berikan untuk Indonesia
Namun, demikian itu hanyalah satu tapi bernilai tinggi.

Seperti sedia kala
akankah diri ini dapat memberikan lebih banyak lagi?
Seperti sedia kala. Kesempatan yang tak pernah disia-siakan.
Seperti sedia kala.

Monday, August 7, 2017

PERAN NAHDLATUL WATHAN DALAM MENDUKUNG SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS) IN QUALITY EDUCATION MENUJU GENERASI EMAS INDONESIA TAHUN 2045

PERAN NAHDLATUL WATHAN DALAM MENDUKUNG SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS) IN QUALITY EDUCATION MENUJU GENERASI EMAS INDONESIA TAHUN 2045
Oleh: Al Fauzi Rahmat
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (International)

Pendidikan merupakan kebutuhan intelektual setiap manusia, dimana pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk pembangunan bangsa dan negara. Dengan pendidikan seseorang dapat meraih cita-citanya dari ilmu yang dimiliki. Untuk mendukung seseorang dalam menggapai cita-citanya, dibutuhkan sarana dan prasarana sebagai media pembelajaran serta menyiapkan seorang guru yang berkualitas dibidangnya, guna memberikan pemahaman kepada calon generasi muda yang unggul bagi bangsa dan negara.
Hal inilah yang mendasari Nahdlatul Wathan menjadi agen of change bagi masyarakat melalui bidang pendidikan. Pendirian Organisasi Kemasyarakatan Islam terbesar di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat ini didirikan oleh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang merupakan bapak dari TGH. Zainul Majdi sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat periode 2013-2018.

Keberadaan berbagai sekolah yang berbasis keagamaan di Lombok merupakan bukti nyata dari hasil peranan usaha Nahdlatul Wathan dalam mewujudkan tujuan hidup masyarakat sekitar. Peran sertanya dibuktikan telah berdirinya berbagai lembaga pendidikan seperti Madrasah Mu’allimat, Madrasah Mu’allimin, Madrasah Aliyah sampai kejenjang Perguruan Tinggi yang menggunakan nama Nahdlatul Wathan. Selain itu, dengan terbentuknya pengurus Nahdlatul Wathan di berbagai daerah di Indonesia dalam mengembangkan organisasi merupakan bukti nyata bahwa Nahdlatul Wathan tidak hanya terletak di Pulau Lombok namun mampu memperluas jaringan dari sabang sampai merauke seperti di Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa keberadaan Nahdlatul Wathan telah banyak membantu pihak Pemerintah Indonesia dalam mengatasi kemiskinan intelektual di bidang pendidikan formal. Selain itu, keberadaannya menjadi salah satu lembaga yang mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SGDs) in Quality Education di Indonesia.
Didalam SDGs, pendidikan merupakan permasalahan yang sangat penting dan menduduki peringkat ke-empat dalam urutan SDGs, sehingga dibutuhkan penanganan yang serius terhadap pendidikan di suatu negara, salah satunya negara Indonesia. Dari tujuan SDGs bidang pendidikan yaitu terciptanya pendidikan yang layak sebagai titik awal munculnya calon generasi masa dapan yang berkualitas, sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan dari SDGs memiliki kesamaan dengan lembaga Nahdlatul Wathan dalam menyidiakan sarana dan prasarana guna memaksimalkan terciptanya pendidikan yang baik bagi masyarakat sekitar.

Nahdlatul Wathan telah lama berdiri dalam menuntaskan kemiskinan intelektual sejak jaman dahulu yaitu dilihat dari sejarah pertama berdirinya. Menurut laman (nw.or.id/profil/sejarah-berdirinya-nw.html) Lembaga pendidikan Pondok Pesantren Al-Mujahidin merupakan sekolah pertama yang didirikan pada tahun 1934 yang dikelola oleh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai pendiri Nahdlatul Wathan dan menjadi cikal bakal pendirian lembaga pendidikan lainnya. Dengan tekat dan keinginan yang kuat lembaga ini terus meningkatkan kualitas pendidikan demi terciptanya generasi muda penerus bangsa Indonesia.

Peranan Nahdlatul Wathan dalam menciptakan generasi muda merupakan tindakan yang nyata dalam menyiapkan berbagai aset masa depan bangsa. Baik buruknya suatu bangsa dilihat dari kualitas generasi muda saat ini. Peran gerenasi muda sangat penting terhadap kemajuan suatu bangsa dimana generasi muda merupakan agen of change bagi masyarakat di sekitarnya. Sebagai generasi muda yang mempunyai keinginan untuk mewujudkan cita-citanya, sudah selayaknya membutuhkan kualitas pendidikan yang memenuhi kebutuhannya, oleh karena itu Nahdlatul wathan menjadi salah satu pelopor melalui bidang pendidikan.

Kesungguhan Lembaga Nahdlatul Wathan dalam menciptakan generasi muda merupakan prestasi tersendiri yang harus diapresiasikan dalam bentuk nyata, hal tersebut diharapkan mampu bersaing di kanca nasional dan internasional serta dapat menduduki jabatan strategis di Lembaga Pemerintahan Indonesia yang bisa merubah bangsa Indonesia yang lebih baik untuk kedepannya. Hal tersebut menjadi tantangan bagi para generasi muda sekarang untuk menuju generasi emas Indonesia Tahun 2045.
Menurut laman (www.paud.kemendikbud.go.id/2017/01/16/menyiapkan-anak-anak-generasi-emas) Generasi Emas Indonesia merupakan generasi yang memiliki usia produktif yang terjadi antara 2010 hingga 2035 yang diharapkan melahirkan apa yang dicita-citakan sebagai generasi emas tahun 2045. Tentunya dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam mewujudkan manusia yang memiliki 1000 program gagasan untuk Indonesia berkelanjutan.

Generasi Emas Indonesia tidak bisa tercipta dengan sendirinya apabila generasi muda sekarang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Selain peran orang tua dalam mendidik anak sebagai generasi emas tentu peran Pemerintah dan Lembaga Non-Government turut menjadi bagian demi terwujudnya Gen-Emas tersebut. Hal tersebut yang menjadikan Nahdlatul Wathan sebagai salah satu pelopor bangsa Indonesia yang mendukung para geerasi muda dalam meraih cita-cita dan mampu menjadi generasi Emas tahun 2045 sesuai dengan visi pembangunan bangsa Indonesia saat ini yaitu pengoptimalan pendidikan yang dapat ditinjau dari cita-cita bangsa Indonesia dan menjadi cita-cita bersama dari Sustainable Development Goals serta Lembaga Nahdlatul Wathan itu sendiri.

Oleh karena itu, peran pendidikan dalam menciptakan generasi emas Indonesia 2045 sangatlah penting, dengan pendidikan lembaga Nahdlatul Wathan dapat mengelola potensi yang dimiliki oleh generasi muda bangsa Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA
Sejarah Berdirinya Nahdlatul Wathan, Dikutip Pada Laman : nw.or.id/profil/sejara h-berdirinya-nw.html Tanggal 21 Juli 2017, Pukul 11.30 WITA
Menyiapkan Anak-Anak Generasi Emas, Dikutip Pada Laman : www.paud.kemen dikbud.go.id/2017/01/16/menyiapkan-anak-anak-generasi-emas Tanggal 21 Juli 2017, Pukul 13.38 WITA